Pengertian, Tujuan, Komponen, Dan Tipe Diagnosa Keperawatan Serta Langkah-langkahnya

Dibawah ini akan kami coba jelaskan tentang apa itu diagnosa keperawatan?bagaimana menegakkannya? dan sepeti apa diagnosa nanda nic-noc?

Diagnosa keperawatan merupakan salah satu bagian integral dari proses keperawatan yang memiliki satu kesatuan dalam menjalankan proses keperawatan lainnya meliputi peran, tugas, tanggung jawab dan fungsi perawat.

Baca juga : Daftar diagnosa keperawatan Nanda NOC - NIC
Pengertian, Tujuan, Komponen, Dan Tipe Diagnosa Keperawatan Serta Langkah-langkahnya

Diagnosa Keperawatan

Pengertian

Diagnosa Keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien.(Carpenito, 2000; Gordon, 1976, NANDA).

Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan analisa dan interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan pada pasien.

Diagnosis keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang Profesi Perawat.

Tujuan Diagnosa Keperawatan ditegakkan bukan tidak ada tujuan melainkan agar seorang perawat dapat menganalisa dan mensintesa data yang telah dikelompokkan, mengidentifkasi masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan atau penyakit mengidentfikasi faktor-faktor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah (etiologi) dan juga mengidentifikasi kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalahnya.

Langkah-langkah menegakkan diagnosa keperawatan

Agar mempermudah membuat atau menegakkan diagnosa keperawatan seorang pasien haruslah mengikuti langkah-langkah berikut :/p>

1. Klasifikasi Data, yakni sebuah proses pengelompokan data-data pasien dengan keadaan tertentu berdasarkan masalah pasien berdasarkan kebutuhan dasar manusia dan kemudian dikelompokkan dalam data subjektif dan data objektif.

2. Interpretasi data, yakni membuat interpretasi data yang sudah dikelompokkan dalam bentuk masalah keperawatan dan masalah kolaboratif.

Langkah yang dilakukan dalam interpretasi data adalah :

a. Menentukan kelebihan klien

Jika pasien memenuhi standar kriteria kesehatan, bisa disimpulakan bahwa klien memiliki kelebihan dalam hal tertentu yang dapat digunakan untuk meningkatkan atau membantu memecahkan masalah yang dihadapai klien.

b. Menentukan masalah klien

Jika klien tidak memenuhi standar kriteria kesehatan, maka klien mengalami keterbatasan dalam aspek kesehatan yang memerlukan bantuan/asuhan keperawatan.

c. Menentukan masalah klien yang pernah dialami.

Tahap ini perlu dilakukan untuk menentukan masalah klien.

d. Penentuan keputusan.

Keputusan yang dapat diberikan dalam masalah kesehatan klien adalah sebagai berikut :

  • Tidak ada masalah:Tidak ada indikasi respon keperawatan, Meningkatnya status kesehatan dan kebiasaan dan Adanya inisiatif promosi kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal misalnya pendidikan kesehatan pada keluarga/komunitas/individu. 
  • Masalah kemungkinan : Pengumpulan data yang lengkap untuk memastikan ada atau tidaknya masalah yang diduga.
  • Masalah aktual : masalah sudah terjadi pada pasien/klien sehingga perlu diberikan asuhan keperawatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk mencegah, menurunkan atau menyelesaikan masalah kesehatan klien.
  • Sindroma : Merupakan diagnosa keperawatan yang terdiri dari kelompok diagnosa keperawatan aktual dan resiko tinggi yang diperkirakan akan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.

3. Validasi data, Pada tahap ini perawat memvalidasi data yang ada secara akurat yang dilakukan bersama klien dan keluarga atau masyarakat. Validasi dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang reflektif kepada klien/keluarga tentang kejelasan data (Lyer, Taptich & Bernocchi‐Losey, 1996). Tahap ini juga dikenal dengan tahapan sebab akibat, karena disini perawat harus menentukan faktor penyebab dari sebuah masalah keperawatan yang telah dikelompokkan sebelumnya.

4. Perumusan Diagnosa Keperawatan, yakni merumuskan diagnosa keperawatan yang telah dibuat berdasarkan pada pola identifikasi masalah dan kemungkinan penyebab.

Kategori diagnosa keperawatan menurut Carpenito (2000) adalah :

a. Aktual : menjelaskan masalah yang nyata, sesuai dengan data kilnik yang ditemukan

b. Risiko : menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi (Keliat, 1990)

c. Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan masalah kemungkinan. Pada saat ini, masalah dan faktor pendukung belum ada tetapi sudah ada faktor yang dapat menimbulkan masalah(Keliat, 1990)

Komponen Diagnosa Keperawatan

Ada tiga komponen yang penting dan esensial dalam suatu perumusan diagnosa keperawatan yang telah dirujuk sebagai bentuk PES.( Gordon, 1987 ).

  • Problem (P) diidentifikasi sebagai masalah kesehatan, Etiologi (E) menunjukan penyebab dari problem, dan Simptom (S) menggambarkan sekelompok tanda dan gejala, atau apa yang dikenal sebagai "batasan karakteristik" ketiga bagian ini dipadukan dalam suatu pernyataan dengan menggunakan "yang berhubungan dengan".
  • Kemudian diagnosa-diagnosa tersebut dituliskan dengan cara berikut : " Problem " yang berhubungan dengan "etiologi" dibuktikan oleh "tanda-tanda dan gejala-gejala" ( batasan karakteristik ).
  • Problem dapat diidentifikasikan sebagai respons manusia terhadap masalah-masalah kesehatan yang aktual atau potensial sesuai dengan data-data yang didapat dari pengkajian yang dilakukan oleh perawat.
  • Etiologi ditunjukan melalui pengalaman-pengalaman individu yang telah lalu, pengaruh genetika, faktor-faktor lingkungan yang ada saat ini, atau perubahan-perubahan patofisiologis.
  • Sign & symptom (S/tanda & gejala). Tanda dan gejala menggambarkan apa yang klien katakan dan apa yang diobservasi oleh perawat yang mengidentifikasikan adanya masalah tertentu.

Tipe Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan menurut Carpenito (2001) dapat dibedakan menjadi 5 kategori:

a. Aktual : suatu diagnosa keperawatan aktual menggambarkan penilaian klinis yang harus divalidasi perawat karena adanya batasan karakteristik mayor.

  • Syarat :Menegakkan diagnosa keperawatan aktual harus ada unsur PES. Symptom (S) harus memenuhi kriteria mayor (80%-100%) dan sebagian kriteria minor dari pedoman diagnosa NANDA. Misalnya, ada data : muntah, diare, dan turgor jelek selama 5 hari.
  • Contoh Diagnosa : Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan secara abnormal (taylor, lilis, dan LeMoni, 1988, p.283)
  • Jika masalah semakin jelek dan menganggu kesehatan “perineal”, klien tersebut akan terjadi resiko kerusakan kulit, dan disebu sebagai “resiko diagnosa”.

b. Resiko :diagnosa keperawatan resiko menggambarkan penilaian klinis dimana in dividu atau kelompok lebih rentan mengalami masalah di banding orang lain dalam situasi yang sama atau serupa.

  • Syarat:Menegakkan resiko diagnosa keperawatan ada unsur PE (problem and etiologi) penggunaan istilah “resiko dan resiko tinggi” tergantung dari tingkat keparahan/kerentanan terhadap masalah.
  • Contoh Diagnosa : “resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan diare yang terus menurus”.
  • Jika perawat menduga adanya gangguan self-concept, tetepi kurang data yang cukup mendukung (defenisi karakteristik/tanda dan gejala) untuk memastikan permasalahan, maka dapat dicantumkan sebagai : “kemungkinan diagnosa”.

c. Kemungkinan : Diagnosis keperawatan yang mungkin adalah pernyataan yang menjelaskan masalah yang diduga memerlukan data tambahan. 

  • Syarat: menegakkan kemungkinan diagnosa keperawatan adanya unsur respon (problem) dan faktor yang mungkin dapat menimbulkan masalah tetapi belum ada.
  • Contoh Diagnosa: kemungkinan gangguan konsep diri: rendah diri/terilosasi berhubungan dengan diare.
  • Keperawat dituntut untuk berfikir lebih kritis dan mengumpulkan data tambahan yang berhubungan dengan konbsep diri.

d. Diagnosa Keperawatan “Wellness” : Diagnosa keperawatan kesejahteraaan adalah penilaian klinis tentang keadaan individu, keluarga, atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi (NANDA).

Ada 2 kunci yang harus ada:

  • Sesuatu yang menyenangkan pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
  • Ada status dan fungsi yang efektif.

Pernyataan diagnosa keperawatan yang dituliskan adalah “potensi untuk peningkatan..”. perlu dicatat bahwa diagnosa keperawatan kategori ini mengandung unsur “faktor yang berhubungan”.

Contoh : Potensial peningkatan hubungan dalam keluarga. Hasil yang diharapkan meliputi : Makan pagi bersama selama lima hari / minggu, Melibatkan anak dalam pengambilan keputusan keluarga dan Menjaga kerahasiaan setiap anggota keluarga

e. Diagnosa keperawatan “syndrome” : Diagnosa keperawatan syndrom adalah diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa keperawatan aktual atau resiko yang diperkirakan ada karena situasi atau peristiwa tertentu. Manfaat diagnosa keperawatan syndrom adalah agar perawat selalu waspada dan memerlukan keahlian perawat dalam setiap melakukan pengkajian dan tindakan keperawatan.

Demikian Pengertian, Tujuan, Komponen, Dan Tipe Diagnosa Keperawatan Serta Langkah-langkahnya yang bisa kami jelaskan, Semoga Bermanfaat. Terima Kasih.

0 Response to "Pengertian, Tujuan, Komponen, Dan Tipe Diagnosa Keperawatan Serta Langkah-langkahnya "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel